Budaya makan orang Jepang memiliki hubungan yang erat dan harmonis dengan makanan. Dalam kehidupan sehari-hari, makanan bukan hanya sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi bagian integral dari budaya, tradisi, dan identitas Jepang.
Daftar Isi
Berikut beberapa contoh yang menunjukkan relasi unik dan menarik antara orang Jepang dan makanan:
1. Penghargaan Terhadap Kualitas Bahan Baku
Orang Jepang cenderung memilih bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi untuk diolah menjadi hidangan. Mereka menjaga integritas rasa dan nutrisi alami dalam bahan makanan, sehingga kualitas bahan baku menjadi faktor kunci dalam menciptakan hidangan yang lezat dan bernutrisi.
2. Musim dan Ketersediaan Lokal
Orang Jepang menghargai dan merayakan perubahan musim melalui makanan. Makanan khas musiman seperti sakura mochi pada musim semi, unagi pada musim panas, atau hot pot pada musim dingin menjadi bagian penting dalam budaya makan Jepang. Selain itu, banyaknya daerah dengan kekayaan alam yang berbeda mendorong masyarakatnya menggunakan bahan-bahan lokal yang khas dari setiap daerah untuk menciptakan makanan khas Jepang yang unik.
3. Penghargaan Terhadap Keseimbangan dan Kecukupan
Konsep “hara hachi bu” adalah filosofi Jepang yang berarti makan sampai 80% kenyang. Masyarakat Jepang cenderung memperhatikan porsi makan dan menghargai kecukupan sebagai bentuk pengendalian diri. Mereka juga memperhatikan keseimbangan antara karbohidrat, protein, dan serat dalam setiap hidangan untuk menjaga kesehatan. Jadi jangan kaget jika melihat porsi menu makanan Jepang yang sekilas tampak sedikit, namun ternyata mengenyangkan dengan pas.
4. Rasa Seimbang dan Presentasi Estetis
Setiap menu makanan khas Jepang diusahakan memiliki perpaduan rasa asin, manis, pahit, asam, dan umami. Prinsip ini terlihat dalam hidangan seperti sushi, ramen, atau bentuk lainnya. Selain rasa, presentasi estetis juga menjadi perhatian utama.
5. Gaya Makan Tradisional
Gaya makan tradisional Jepang sering melibatkan penggunaan meja rendah yang disebut “zashiki” atau “chabudai“. Makanan disajikan dalam porsi kecil dan beragam, termasuk nasi, sup, ikan, sayuran, dan tahu. Gaya makan ini mendorong porsi yang lebih terkendali dan memungkinkan orang Jepang menikmati berbagai hidangan dalam satu waktu.
6. Etiket Makan
Masyarakat Jepang memiliki etiket yang kuat terkait makan. Contohnya seperti mengucapkan “itadakimasu” sebelum makan untuk menghormati makanan dan orang yang menyediakannya, menggunakan sumpit (hashi) dengan benar dan menghindari menusuk makanan dengan sumpit, dan banyak lainnya.
7. Tradisi dan Festival Makanan
Jepang memiliki berbagai tradisi dan festival makanan yang memainkan peran penting dalam budaya mereka. Contohnya adalah “Osechi Ryori” yang merupakan hidangan Tahun Baru, “Hanami” yang merayakan mekarnya bunga sakura dengan piknik dan hidangan khusus, atau “Matsuri” yang diiringi oleh pameran makanan dan kios jajanan. Tradisi dan festival seperti ini menghubungkan masyarakat dengan makanan secara lebih dalam dan memperkuat ikatan mereka dengan budaya makan Jepang.
Budaya makan Jepang bukan hanya tentang aspek fisiologis makanan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai, identitas, dan keindahan yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Kit Mil-Meal pun turut mengusung hal-hal di atas lewat setiap resep makanan Jepang sederhana yang kami miliki.
Dirancang khusus dengan porsi yang pas, nutrisi seimbang, dan kemudahan bagi siapapun dalam memasak, semoga lewat DIY meal kit dari Kit Mil-Meal kamu bisa turut mengapresiasi budaya makan makanan khas Jepang di tengah kenyamanan rumah sendiri.
PRODUK TERKAIT:
Japanese Breakfast Set